Musyawarah Nasional #1 Asosiasi Nazhir Indonesia: Ini Rekomendasi Strategis

PIDATO PRESIDEN TERPILIH MUNAS ANI
Oleh Imam Nur Azis, Presiden Asosiasi Nazhir Indonesia (ANI)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati para tokoh wakaf nasional, para Nazhir dari seluruh penjuru tanah air, para mitra strategis, serta seluruh peserta MUNAS ANI yang saya banggakan.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul dalam suasana penuh semangat dan harapan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Asosiasi Nazhir Indonesia tahun ini.

MUNAS bukan sekadar agenda rutin organisasi. Ia adalah momentum strategis untuk meneguhkan arah gerak kita sebagai Nazhir yang profesional, amanah, dan berdampak. Kita hadir di sini bukan hanya sebagai pengelola wakaf, tetapi sebagai penjaga nilai, penggerak perubahan, dan pelayan umat.

🔹 Makna Keberadaan ANI
Asosiasi Nazhir Indonesia lahir dari semangat kolaborasi dan visi besar: menjadikan wakaf sebagai instrumen pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Keberadaan ANI adalah untuk memperkuat kapasitas Nazhir, memperjuangkan regulasi yang berpihak, dan membangun ekosistem wakaf yang sehat dan produktif.

🔹 Tantangan dan Peluang
Di tengah dinamika zaman, kita dihadapkan pada tantangan digitalisasi, transparansi, dan akuntabilitas. Namun di balik itu, terbuka peluang besar untuk menjadikan wakaf sebagai solusi atas berbagai persoalan sosial—dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi umat.

🔹 Peran Nazhir Masa Kini
Nazhir hari ini bukan lagi sosok pasif yang hanya menjaga aset. Kita adalah manajer sosial, inovator keuangan syariah, dan pemimpin komunitas. Oleh karena itu, ANI harus menjadi rumah besar yang mendukung transformasi Nazhir menjadi profesional yang tangguh dan visioner.

🔹 Harapan dan Komitmen
Saya berharap MUNAS ini menjadi ruang dialog yang jujur, strategis, dan solutif. Mari kita rumuskan langkah-langkah nyata untuk memperkuat kelembagaan, meningkatkan literasi wakaf, dan memperluas dampak sosial dari aset wakaf yang kita kelola.

“Hadirin yang saya hormati,

Dalam momentum bersejarah ini, izinkan saya mengangkat satu kata kunci yang menjadi semangat baru bagi kita semua: Nazhir BERDAYA. Sebuah akronim yang bukan sekadar slogan, tetapi visi besar untuk membangun ekosistem wakaf yang tangguh dan berdampak.

BER berarti kita, para nazhir Indonesia, harus berjamaah, bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi. Tidak ada lagi ruang untuk berjalan sendiri-sendiri. Wakaf adalah amanah umat, dan kekuatannya terletak pada kebersamaan kita.

Sementara itu, DAYA mencerminkan kualitas yang harus kita miliki: daya juang yang tak kenal lelah, daya cipta untuk melahirkan inovasi, daya kreasi dalam mengelola aset wakaf secara produktif, dan daya kelola yang profesional serta akuntabel. Semua itu harus bermuara pada satu hal: dampak nyata bagi masyarakat.

Nazhir BERDAYA bukan hanya tentang kita yang kuat, tapi tentang kita yang mampu memperkuat. Bukan hanya tentang mengelola aset, tapi tentang menggerakkan perubahan.”

Sebagai Presiden ANI, saya berkomitmen untuk terus mendorong sinergi antar Nazhir, memperkuat advokasi kebijakan, dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor demi kemajuan wakaf nasional.

Akhir kata, alhamdulillah kita sudah bermusyawarah. Semoga Allah SWT meridhai setiap langkah kita dan menjadikan rekomendasi yang dihasilkan MUNAS ini sebagai titik tolak kebangkitan wakaf Indonesia.

Implementasi kolaborasi di kalangan nazhir bisa menjadi kunci untuk mengangkat potensi wakaf secara maksimal. Tapi kolaborasi bukan sekadar “kerja bareng”—ia harus dirancang dengan strategi, nilai, dan tujuan bersama. Berikut beberapa pendekatan konkret yang bisa diterapkan:


🤝 1. Membangun Ekosistem Nazhir Terintegrasi

  • Bentuk forum komunikasi rutin antar nazhir, baik lokal maupun nasional.
  • Gunakan platform digital untuk berbagi data aset wakaf, peluang investasi, dan praktik terbaik.
  • Ciptakan marketplace wakaf di mana nazhir bisa saling menawarkan dan mencari mitra untuk pengelolaan aset.

🧠 2. Kolaborasi Berbasis Kompetensi

  • Identifikasi keunggulan masing-masing nazhir—ada yang kuat di edukasi, ada yang unggul di properti, ada yang ahli di keuangan syariah.
  • Bangun proyek bersama berdasarkan spesialisasi, misalnya: satu nazhir mengelola lahan, yang lain mengelola program sosial, dan satu lagi mengurus laporan keuangan.

📊 3. Kolaborasi dalam Transparansi & Akuntabilitas

  • Gunakan sistem pelaporan digital bersama agar publik bisa melihat dampak wakaf secara real-time.
  • Bentuk tim audit independen lintas nazhir untuk saling menjaga integritas dan kepercayaan.

💡 4. Kolaborasi Inovatif dengan Pihak Eksternal

  • Gandeng startup, kampus, dan komunitas untuk mengembangkan model wakaf produktif.
  • Libatkan lembaga keuangan syariah dalam skema wakaf investasi seperti CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk).
  • Jalin kemitraan dengan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan wakaf dalam program pembangunan.

🔄 5. Kolaborasi dalam Literasi & Kampanye Publik

  • Buat kampanye nasional bersama untuk meningkatkan literasi wakaf, misalnya melalui media sosial, webinar, dan event komunitas.
  • Libatkan tokoh agama dan influencer untuk menyampaikan pesan wakaf yang relevan dan inspiratif.

Kolaborasi yang efektif bukan hanya soal berbagi tugas, tapi soal berbagi visi: menjadikan wakaf sebagai instrumen keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan.

Semoga Allah SWT menerima ikhtiar kita, menguatkan langkah dan memudahkan perjuangan serta meridhoi semua daya upaya Asosiasi Nazhir Indonesia Ini. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wassalamualaykum wrwb
Jakarta 30 Agustus 2025

Leave a comment

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close